Thursday, March 14, 2013

Hidup di Jogja

Merantau (bukan judul film lho hehe) ?, mungkin bagi sebagian orang kata "merantau" terdengar sebagai kata yang seram dan sulit dilakukan. Tapi saya yakin kebanyakan orang di Indonesia pasti pernah merasakannya.

Hidup jauh dari orang tua dan keluarga, Mengurusi diri sendiri, Belajar mandiri, itulah yang ada di pikiran saya ketika saya untuk pertama kalinya harus tinggal sendiri. Umur 17 tahun, demi mengenyam pendidikan yang lebih baik (kuliah maksudnya hehe) berangkatlah saya ke kota Jogjakarta untuk memulai petualangan di dunia mahasiswa.

Perjalanan pertama menuju kota Jogja, saya diantar supir travel jurusan Malang-Jogja. Sekitar jam 3 pagi, travel sudah memasuki kota Jogja, dan saya ditanya mau turun dimana? wah ketika itu instruksi dari ibu saya adalah langsung turun di kos (sudah disewakan kos), tapi saya lupa alamatnya, dan saya jawab pada pak supir "dimana aja boleh pak", pak supir pun bengong dengan sukses hehehe


"Wis, ta mudun ke ning maskam wae yo" begitu akhirnya kata pak supir, yang akhirnya saya tau artinya, saya bakalan di drop di maskam, eh tapi maskam itu apa? Bukan makam kan pak hehe. Sampailah saya di maskam alias masjid kampus yang ternyata megah sekali di bagian dalam. Jam setengah 4 saya sampai disana masih sepi, hanya ada satpam 1-2 orang yang berjaga di bagian depan.

maskam

Dari maskam saya telepon kakak saya yang memang ada di Jogjakarta, lho kok ga telepon dari tadi nanya alamat kos? ya soalnya masih jam 3 pagi, telepon saya ga diangkat sama kakak, kakak saya itu kalo soal tidur no.1 hehe

Akhirnya diantar oleh kakak, saya sampai di kos saya di daerah pogung baru. Dan inilah tantangan pertama dari merantau, bergaul dengan sesama penghuni kos. well, saat itu, sebagai penghuni baru saya sangat minder untuk bertanya-tanya ke penghuni yang lain. Inilah kesalahan saya, tips bagi yang mau merantau, cepat-cepatlah berteman akrab dengan seseorang. kemudian jangan sok tau, soalnya bisa rugi sendiri hehe

kos pogung baru g8b

Lama-lama tinggal di pogung baru, saya akhirnya akrab dengan semua penghuni kos, bahkan sama bapak dan ibu kos nya, maksudnya saya jadi sering bisa minta makan di rumah bapak kos hehe.

Setengah tahun pertama, saya belum memiliki kendaraan pribadi, jadi apa-apa masih nebeng teman, itulah gunanya teman hehehe, tapi setelah jalan 1 semester, kakak saya lulus dan saya dilimpahi motor kesayangannya, motor ini lah yang menemani saya berpetualang di jogja, dari membonceng gebetan, sampe ngangkat bambu buat acara KMHD semua dilakukan si shogun tanpa komplain hehe

si shogun silver

Satu lagi yang membekas di ingatan saya ketika berbicara Hidup di Jogja selain kuliah adalah berorganisasi. Ketika ospek, pasti banyak senior yang bilang, "kalo mau sukses, jangan jadi kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang, tapi berorganisasi lah !!" woo terpengaruh dengan itu masuklah saya ke KMHD UGM dan KMTE. Mungkin cerita ber KaMeHaDe akan saya tulis di post yang lain. tapi saya bersyukur saya mengikuti saran senior itu, karena buanyaaakk sekali pengalaman hidup, teman, dan sahabat yang saya dapatkan.

Saya bersyukur merantau ke jogja. Jogja termasuk kota yang ramah bagi para orang-orang yang baru belajar untuk mandiri. Di Jogja banyak pelajaran hidup yang saya terima, saya bertemu bermacam-macam orang, menghadapi berbagai macam masalah, menemui banyak pengalaman suka dan duka, yang pasti tidak akan saya dapatkan bila saya tidak datang ke kota ini.

Dan ketika saya sudah menyelesaikan studi, dan harus berpisah dengan kota ini, pasti nanti ada perasaan rindu yang akan saya rasakan. Jogjakarta telah menuliskan berbagai kenangan dalam hidup saya. Seperti kata kla project di lagunya

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu...

No comments:

Post a Comment